Ambisi Menjadi Ketua
News

Ambisi Menjadi Ketua

Oleh : Masdjo Arifin (Founder Bela Negara Nusantara)

Jakarta, – Kabarlagi. id. Praktik mahar politik, di mana kandidat Ketua atau tim suksesnya memberikan uang atau hadiah untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan ketua organisasi, semakin meresahkan di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya menciptakan ketidakadilan, tetapi juga merusak fondasi demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi.

Menurut saya mahar politik menciptakan “vicious loop” yang memperburuk keadaan politik, sosial, dan moral bangsa. Ketika korupsi menjadi hal yang umum dan diterima, standar moral dan etika masyarakat akan menurun.

Mahar politik tidak hanya mengganggu proses pemilihan, tetapi juga berdampak pada nilai-nilai moral dan etika di dalam organisasi. “Keterbelakangan spiritual” juga menjadi masalah serius, di mana masyarakat cenderung mengabaikan nilai-nilai etika yang penting untuk menjaga integritas dalam kepemimpinan.

Menghadapi tantangan ini, perlunya upaya kolektif untuk memperkuat integritas dan kejujuran dalam kehidupan politik. Hanya dengan demikian kita bisa membangun demokrasi yang sehat dan berkeadilan.

Sementara itu, beberapa pernyataan di media sosial juga menggambarkan keresahan masyarakat terhadap praktik ini, “Jabatan itu bukan dicari apalagi dikejar, karena jabatan itu bukan maling.” Hal ini menunjukkan bahwa pencarian pemimpin yang baik harus dilakukan dengan serius dan penuh pertimbangan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pemimpin yang berintegritas, harapan untuk perubahan positif dalam politik Indonesia masih dapat dicapai. Namun, hal ini memerlukan komitmen dari semua pihak untuk menolak praktik mahar politik dan mendukung calon pemimpin yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat.(Jakarta,20 Januari 2025)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *