Jakarta, – Kabarlagi.id.Di tengah maraknya tren minuman kekinian dari penjuru dunia, satu nama tak lekang oleh zaman: bajigur. Minuman tradisional khas Sunda ini tetap menjadi pilihan istimewa bagi pencinta cita rasa autentik Nusantara. Dengan kehangatan yang ditawarkan dari tegukan pertama, bajigur menjadi penanda bahwa di tengah gemerlapnya minuman eksotis global, ada warisan lokal yang tak tergantikan.
Berbahan dasar gula aren, santan, jahe, garam, dan pandan wangi, bajigur menyuguhkan kombinasi rasa manis dan gurih yang sulit ditiru. Aromanya yang khas mampu membangkitkan nostalgia mengingatkan akan sore di kampung halaman, ditemani rintik hujan dan obrolan hangat.
Di Jakarta, keberadaan bajigur kini semakin langka. Namun, satu nama masih setia menjaga bara tradisi ini: Risno, pedagang bajigur asal Sunda yang telah menggeluti usaha ini sejak era 1980-an.

“Dulu saya dagang pakai pikulan, keliling di sekitar Jakarta Pusat. Sekarang, karena usia, saya mangkal di depan RS Pelni Petamburan,” ujar Risno kepada Kabarlagi.id, Kamis (17/7/2025), dengan senyum hangat yang tak pernah lelah menyapa pelanggannya.
Pria paruh baya ini mengaku telah lebih dari 40 tahun menjajakan bajigur. Dari harga awal Rp75 perak per gelas, kini ia membanderol minuman warisan leluhur ini hanya Rp5.000, lengkap dengan pilihan makanan rebusan seperti ubi, pisang kukus, dan kue tradisional.
Meski sederhana, gerobak Risno telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Setiap harinya, para penjenguk di RS Pelni mampir sejenak, menikmati bajigur sembari menenangkan hati seolah dalam secangkir kecil, tersimpan kekuatan besar: kehangatan, kenangan, dan harapan.
“Banyak yang bilang, minuman ini sudah sulit dicari. Tapi selama saya masih bisa, saya akan terus jualan,” ujarnya pelan, sembari menuangkan bajigur dari panci besar yang mengepul harum.
Di saat dunia sibuk mencari hal baru, bajigur justru menunjukkan bahwa yang lama pun bisa tetap relevan asal dirawat dengan sepenuh hati.
Jika Anda melintas di kawasan Petamburan, sempatkan singgah di depan RS Pelni. Di sana, bukan hanya bajigur yang akan Anda temui, tapi juga pelajaran berharga tentang kesetiaan pada tradisi.(Masdjo)