Oleh : Syamsul Arifin (Masdjo) , Humas & Media KFT Indonesia.
Jakarta – Kabarlagi.id.Pepatah lama “Banyak Anak Banyak Rezeki” menjadi inspirasi kuat dalam sebuah film terbaru karya sineas muda Indonesia, yang mencoba menafsirkan ulang filosofi klasik dalam kehidupan masyarakat modern. Film bertajuk “Banyak Anak Banyak Rejeki”, produksi Black White Pictures tahun 2025, disutradarai oleh Tyas Asko, dengan ide cerita dan skenario dari Kaka Endi, serta diproduseri oleh Fadli Fuad.
Film ini menyajikan kisah dramatis dan penuh satir tentang Bang Jali, seorang penggali kubur yang hidup dalam kemiskinan di pinggiran kota Jakarta. Bersama istrinya, Siti Juleha, dan tiga anak mereka, Bang Jali berpegang teguh pada peribahasa “Banyak Anak Banyak Rezeki”, meski kehidupan mereka kian sulit. Namun segalanya berubah drastis ketika suatu malam hujan deras, di tengah tugas menggali kubur, Bang Jali menemukan bongkahan emas yang mengubah nasibnya.

Dari Kuburan ke Kehidupan Mewah
Lompatan waktu 25 tahun kemudian membawa penonton ke kehidupan baru keluarga Bang Jali yang kini hidup mewah. Namun alih-alih hidup bahagia, justru konflik demi konflik mulai bermunculan. Anak-anak Bang Jali tumbuh dalam limpahan materi tapi minim nilai—Hendrik gemar berpesta, Ari pencari jati diri dengan hobi berkelahi dan game, dan Laila menjadi gadis manja penggemar berlian dan kucing eksotis.
Sementara itu, sosok Abdul, adik Bang Jali yang dulu hanya numpang hidup, kini tetap menjadi benalu di rumah besar mereka, tapi dengan gaya hidup lebih modis dan rasa percaya diri yang tinggi. Kehadiran para pekerja rumah tangga seperti Siska si ART centil, Amir sang sopir genit, Anton sang asisten pribadi yang kemayu, dan Chef Madun yang penuh intrik, menambah lapisan drama komedi dalam film ini.
Makna Terselubung dan Kritik Sosial
Film ini bukan hanya menyajikan tawa dan drama, tetapi juga menyisipkan pesan sosial yang dalam. Kalimat “Banyak Anak Banyak Rezeki” diungkapkan memiliki kelanjutan tersembunyi: “Yang Harus Dicari”, menegaskan bahwa rezeki tidak datang begitu saja, tetapi harus diperjuangkan dengan kerja keras, tanggung jawab, dan kesadaran mendidik anak-anak menjadi pribadi yang tangguh dan bermoral.
Tyas Asko, sang sutradara, menyampaikan bahwa film ini adalah sindiran halus terhadap perubahan nilai dalam masyarakat urban yang cepat mengejar kemewahan namun lupa pada akar kehidupan dan esensi keluarga. Terkadang rezeki justru jadi bencana ketika kita tidak siap mengelolanya.
Siap Tayang di Bioskop Tanah Air
“Banyak Anak Banyak Rejeki” dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada kuartal akhir tahun 2025. Film ini diprediksi akan menjadi salah satu tontonan yang memadukan komedi, drama keluarga, hingga pesan moral yang menyentuh—mengajak penonton tertawa sekaligus merenung.
Apakah Bang Jali akhirnya menemukan arti bahagia yang sebenarnya? Atau justru harta membuatnya kehilangan arah? Jawabannya bisa Anda temukan di layar lebar.(Masdjo)