Film sebagai Pilar Ketahanan Nasional di Era Modern
News

Film sebagai Pilar Ketahanan Nasional di Era Modern

Oleh : Masdjo Arifin (Rumah Kita Nusantara)

Jakarta – Kabarlagi.id.Dalam beberapa tahun terakhir, industri film Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk Persatuan Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT). Pertemuan rekan-rekan KFT baru-baru ini membawa fokus pada isu penting terkait ekosistem film nasional dan peranannya dalam membangun ketahanan nasional. Hal ini menjadi semakin relevan di tengah tantangan global yang dihadapi oleh bangsa kita.

Film bukan hanya sekadar hiburan; ia memiliki potensi besar sebagai alat pendidikan dan penyebaran nilai. Melalui narasi yang kuat, film dapat menyampaikan pesan-pesan sejarah, budaya, dan nilai-nilai nasional yang penting untuk dipahami oleh generasi muda. Dengan menyaksikan film yang menggambarkan perjuangan dan keberanian rakyat, kita dapat memotivasi mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ini adalah bagian penting dari membangun identitas dan rasa kebangsaan yang kokoh.

Lebih dari itu, film memiliki kekuatan untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman. Dengan menampilkan cerita-cerita yang mencerminkan kerjasama antar kelompok dan suku, film dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai lapisan masyarakat. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, penting bagi kita untuk memiliki medium yang dapat memperkuat toleransi dan saling pengertian.

Dari sudut pandang ekonomi, industri film juga dapat menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja yang signifikan. Dengan tumbuhnya industri ini, kita tidak hanya menciptakan peluang bagi para pelaku seni, tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi dan sosial. KFT dan para pelaku industri film harus bersinergi untuk menghadapi tantangan, termasuk isu distribusi dan pemasaran, agar film Indonesia dapat menjangkau lebih banyak penonton.

Di sisi lain, film juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan tentang ancaman yang dihadapi bangsa, baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam konteks ketahanan nasional, film dapat mengajak masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pembuat film untuk menciptakan karya yang tidak hanya menarik secara estetis, tetapi juga memiliki makna yang mendalam.

Dengan demikian, pertemuan KFT mengenai potret film Indonesia bukan hanya sekadar perbincangan, tetapi merupakan langkah menuju penguatan posisi film sebagai pilar ketahanan nasional. Di era modern ini, kita membutuhkan film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik, mempersatukan, dan menginspirasi. Mari kita dukung industri film Indonesia untuk terus berkembang dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa kita.

Dalam rangka persiapan kongres KFT Indonesia yang akan digelar November nanti,kita titipkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) terhadap ekosistem Film yang hadir dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Saya yakin rumah besar bernama KFT Indonesia dan sebagai wadah terhadap berbagai gagasan yang yang harus direalisasikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *