Merauke – Kabarlagi.id. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Papua Selatan menggelar Penataran Kode Etik Arsitek (PKE) Batch 1 2025 bersamaan dengan Architect Expo 2025 di Trinity Cafe & Lounge Merauke, Kamis (04/12/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyongsong pembangunan Papua Selatan yang berkelanjutan.
Ketua Panitia, Ramdan, ST., IAI, HDII., melaporkan bahwa Architect Expo 2025 akan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 4 hingga 6 Desember 2025.
“Kegiatan ini merupakan yang perdana bagi kami sebagai asosiasi arsitek di Papua Selatan,” ungkap Ramdan.
Rangkaian acara meliputi pelantikan anggota dan pengurus IAI Papua Selatan periode 2025-2028, PKE, ziarah arsitektur, food festival UMKM, pameran karya arsitektur, dan panggung hiburan.
“Kami berusaha membuat kegiatan ini menyentuh semua lini, agar semua pihak dan masyarakat paham dengan adanya arsitek dan pentingnya undang-undang serta pembangunan berkelanjutan,” jelas Ramdan.
Ia menambahkan bahwa PKE diikuti oleh 24 peserta dan melibatkan 31 orang panitia.
Ar. Marwan Massinai, S.T, MAc. IAI, Ketua Regional 6 IAI Maluku Papua, membuka secara resmi rangkaian kegiatan tersebut. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman arsitek tentang kode etik dan kaidah tata laku profesi.
“Sebagai seorang arsitek, kita memikul tanggung jawab yang besar dalam menciptakan lingkungan binaan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi masyarakat,” tegas Marwan.
Sementara itu, Ar. Ir. Yesayas Duma, ST.IPM, IAI, Ketua IAI Papua Selatan, menyoroti visi organisasi untuk memberdayakan putra-putri daerah dalam membangun Papua Selatan. Ia juga menyinggung mengenai pentingnya Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA) sebagai sertifikasi profesi.
“Visi kami untuk Papua… sebenarnya kami Ikatan Arsitek Indonesia Papua Selatan, niatan kami buat ke depan, mau untuk anak-anak daerah sendiri, putra-putra Papua Selatan ini membangun mereka punya daerah,” tutur Yesayas.
Gubernur Papua Selatan, Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T., dalam sambutannya, meyakini bahwa Papua Selatan akan mengalami kemajuan pesat dalam pembangunan. Ia menekankan peran penting arsitek dalam merancang, mengelola, dan mengawal pembangunan yang berkelanjutan.
“Kalau bahasa trend-nya sekarang ‘Fatu Nami’. Jadi ‘Fatu Nami’ artinya sudah saatnya kita sendiri mengelola, mengerjakan, merancang, dan mengawal. Ini tantangan untuk kita semua,” ujarnya saat membuka rangkaian kegiatan.
Gubernur juga mengajak kampus-kampus untuk bersinergi dengan IAI dalam memajukan Papua Selatan. Rangkaian kegiatan Architect Expo 2025 ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para arsitek untuk meningkatkan kapasitas diri, memperluas koneksi, dan berkontribusi dalam pembangunan Papua Selatan. (Rizki)

