Jakarta, – Kabarlagi.id.Koalisi Masyarakat Sipil mengecam keras pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang dianggap meremehkan peristiwa teror kepala babi di kantor Tempo. Dalam komentarnya, Hasan Nasbi seolah menyarankan untuk “memasak kepala babi” yang tergeletak di jalan. Sikap ini bukan hanya menunjukkan kurangnya empati, tetapi juga melanggar prinsip dasar kebebasan pers yang seharusnya dijunjung tinggi.
Pernyataan tersebut dinilai merendahkan dan tidak patut keluar dari mulut seorang pejabat tinggi. Koalisi Masyarakat Sipil, yang terdiri dari berbagai organisasi, menegaskan bahwa ungkapan semacam itu dapat menciptakan suasana kebencian terhadap jurnalis dan media yang kritis. Mereka mengingatkan bahwa teror semacam ini mengganggu hak setiap individu, terutama jurnalis, untuk merasa aman dalam menjalankan tugasnya.
Sikap Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah terhadap demokrasi dan kebebasan sipil. Alih-alih memberikan sikap keprihatinan, pernyataannya justru terkesan mendukung tindakan teror tersebut. Koalisi mendesak Presiden untuk mengevaluasi kembali posisi Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, karena etika dan sikapnya tidak mencerminkan kewenangan yang seharusnya dimiliki dalam menyampaikan pesan-pesan kepresidenan kepada masyarakat.
Koalisi Masyarakat Sipil juga menyatakan solidaritasnya terhadap Tempo, yang menjadi korban teror. Mereka menegaskan bahwa praktik-praktik teror seperti ini seharusnya sudah tidak ada lagi di era demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Pengungkapan kasus teror ini menjadi penting agar pelaku dapat diadili dan tidak ada lagi intimidasi terhadap kebebasan pers di Indonesia.Jumat (22/3/2025).
Dengan berbagai organisasi yang tergabung dalam koalisi ini, diharapkan suara masyarakat sipil dapat didengar dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi di tanah air.***