Depok, – Momen bersejarah mewarnai kediaman sang legenda musik Indonesia, Raden KH Rhoma Irama, di Jalan Tole Iskandar No. 41, Sukamaju, Depok, Jawa Barat. Di tempat itulah digelar Pelantikan Pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah (PWI-LS) se-Jabodetabek, Minggu (27/7/2025).
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh semangat itu dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia, Dr. H. Firdaus, yang menekankan pentingnya soliditas dan sinergi antaranggota dalam menjaga nilai-nilai perjuangan para wali di Nusantara.
Pelantikan secara resmi dilakukan oleh Ketua Umum PWI-LS, KH Abbas Billy Yachsy, yang juga dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Dalam pelantikan ini, KH Abbas Billy didampingi oleh KH Ahmad Mukhlis Fadhlil, selaku Ketua DPW PWI-LS Jakarta.
Sebagai tuan rumah, Raden KH Rhoma Irama turut hadir dan memberikan sambutan yang mengundang perhatian. Dalam pernyataannya, beliau menyampaikan keprihatinan atas maraknya penyimpangan sejarah dan penyalahgunaan gelar keagamaan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
“Paham Ba’alawi yang menyimpang mulai meresahkan. Banyak muncul habib palsu dan makam-makam fiktif yang justru menyesatkan umat. Saya melihat kehadiran PWI-LS bisa menjadi oase yang mencerahkan sejarah Islam yang benar, termasuk peran besar Walisongo dan Nahdlatul Ulama dalam membangun peradaban Islam di Indonesia,” ungkap Rhoma Irama.
Rhoma Irama juga menegaskan keterpanggilannya untuk bergabung dan mendukung penuh perjuangan PWI-LS.
“Saya terpanggil untuk ikut dalam perjuangan PWI-LS karena saya peduli terhadap kelestarian nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Nusantara serta menjaga marwah Rasulullah SAW dan keutuhan NKRI,” tambahnya.
Pelantikan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh ulama, aktivis Islam, serta masyarakat umum yang antusias menyambut gerakan PWI-LS sebagai bagian dari revitalisasi nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
Dengan resmi dilantiknya pengurus se-Jabodetabek, PWI-LS siap menguatkan basis perjuangannya untuk menegakkan ajaran Walisongo serta menjaga kemurnian sejarah Islam Indonesia dari infiltrasi paham-paham yang menyimpang.(Masdjo)
