Jakarta – kabarlagi.id. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyambut baik kunjungan silaturahmi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Pusat pada Rabu (27/9). Pertemuan yang berlangsung di Ditjen Pothan Kemhan RI, Jakarta, membahas sinergi dalam upaya bela negara.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin, KH. Ahmad Samman, Brigjen TNI (Purn) Syahnan, S.E., M.M., dan sejumlah pengurus lainnya. Dari pihak Kemenhan, turut hadir Direktur Bela Negara Brigjen TNI G. Eko Sunarto, S.Pd, M.Pd dan jajarannya.
Gus Syaifuddin menekankan pentingnya bela negara dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks. “Bela negara bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan bagi setiap warga negara. Ancaman yang dihadapi bangsa ini tidak lagi terbatas pada serangan fisik dengan senjata, tetapi juga serangan non-fisik yang menargetkan ideologi dan jati diri bangsa,” ujarnya.

“Silaturahmi ini seperti saudara yang belum lama ketemu. Jauh sebelum TNI lahir, para kiai dan santri NU, yang saat itu tergabung dalam laskar-laskar perjuangan seperti Hizbullah dan Sabilillah, bahkan ada yang menyebutnya dengan Tentara Nahdlatul Ulama (TNU), telah berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari adalah bukti nyata kontribusi ulama dan santri dalam melahirkan dan mempertahankan NKRI. Jiwa dan semangat juangnya mengalir dalam tubuh TNI hingga saat ini,” tambahnya.
Pihak Kemenhan menyambut positif kunjungan ini dan menyatakan keinginan untuk berkolaborasi dengan NU dalam sosialisasi pentingnya bela negara kepada masyarakat. Mereka menekankan bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan militer, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
“NU dengan basis massa yang sangat luas dan peran pentingnya dalam masyarakat, merupakan mitra strategis bagi Kemenhan dalam mensosialisasikan pentingnya bela negara. Kami sangat menghargai siap berkontribusi dalam membangun karakter bangsa dan menjaga keutuhan NKRI bersama Kemenhan dan PCNU,” ungkap Brigjen TNI (Purn) Syahnan.

Pertemuan ini memiliki makna khusus mengingat kedekatan waktunya dengan peringatan Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang jatuh pada 5 Oktober. Momentum ini menjadi pengingat akan peran penting NU dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan TNI.
NU dikenal memiliki peran signifikan dalam sejarah perjuangan Indonesia, mulai dari menentang penjajahan, membangun kekuatan pesantren, hingga menjaga keutuhan NKRI. Organisasi ini juga konsisten dalam mempertahankan sikap moderat dan menghormati keberagaman di Indonesia.
“Sinergi antara PCNU dan Kemenhan bukanlah sekadar pilihan, melainkan keharusan untuk memperkuat pondasi bangsa. Melalui kerja sama yang erat, kita dapat membentengi negara dari berbagai ancaman, baik ancaman fisik maupun non-fisik, yang berasal dari dalam maupun dari luar. NU dengan jaringan ulama dan santri yang tersebar di seluruh pelosok negeri, memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan ideologi, sosial, dan budaya bangsa,” tegas KH. Samman.

Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Kemenhan dan NU dalam upaya bela negara, sekaligus mempererat hubungan antara dua institusi yang memiliki sejarah panjang dalam menjaga kedaulatan dan persatuan Indonesia. (rasmrq)