Gus Dur dan Perayaan Imlek di Indonesia
News

Gus Dur dan Perayaan Imlek di Indonesia

Oleh : Masdjo Arifin (Founder Bela Negara Nusantara)

Jakarta,- Kabarlagi.id. Perayaan Imlek telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keragaman budaya Indonesia. Sejarah panjang interaksi antara budaya Tionghoa dan budaya lokal telah memperkaya lanskap budaya bangsa ini.

Sejarah perayaan Imlek di Indonesia dimulai dengan kedatangan para imigran Tionghoa. Pada masa Orde Baru, perayaan Imlek sempat dibatasi oleh pemerintah. Namun, kini Imlek telah diakui sebagai hari raya nasional dan bahkan menjadi hari libur nasional.

Dalam buku “Chinese Indonesians Reassessed” (2013), Siew-Min Sai dan Chang-Yau Hoon menjelaskan bahwa istilah “Sin Cia” yang digunakan untuk menyebut tahun baru di Tionghoa diganti dengan “Imlek” pada masa itu. Hal ini dianggap lebih netral dan dapat diterima dalam konteks budaya Indonesia.

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal dengan semangatnya dalam memperjuangkan pluralisme dan toleransi. Salah satu kisah yang mencerminkan semangat ini adalap perayaan Imlek oleh masyarakat Tionghoa. Gus Dur mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang melarang perayaan Imlek.p

Sebelumnya, perayaan Imlek dilakukan secara tertutup, bahkan terkesan tabu. Gus Dur juga berjasa dalam menetapkan Konghucu sebagai salah satu agama resmi negara, bersama dengan Islam, Katolik,p)))Kristen, Hindu, dan Buddha.

Tindakan Gus Dur ini menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Warisannya terus menginspirasi dan menjadi pengingat akan pentingnya menghargai keberagaman dan mempromosikan toleransi dalam masyarakat yang multikultural.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *