KH.Said Aqil Siradj di PWNU DKI Jakarta: Nasionalisme Adalah Spirit Cinta Tanah Air, Bukan Ideologi
News

KH.Said Aqil Siradj di PWNU DKI Jakarta: Nasionalisme Adalah Spirit Cinta Tanah Air, Bukan Ideologi

Jakarta,— Kabarlagi.id. Majelis Mudzakarah Dinamisasi Syuriyah yang digelar di kantor sekretariat PWNU DKI Jakarta.Matraman, Jakarta Timur.Rabu (23/7/2025).Menjadi panggung penting bagi pencerahan pemikiran keislaman dan kebangsaan. Dengan mengusung tema “Pemikiran dan Peradaban Islam”, acara ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, tokoh Nahdlatul Ulama yang dikenal luas atas kontribusinya dalam membangun jembatan antara tradisi keislaman dan nilai-nilai kebangsaan.

Dalam pemaparannya, KH Said Aqil menegaskan bahwa nasionalisme sejatinya bukanlah sebuah ideologi yang menyaingi agama, melainkan sebuah semangat atau spirit cinta tanah air yang justru selaras dengan ajaran Islam.

“Nasionalisme itu bukan ideologi, tapi semangat. Spirit cinta tanah air adalah bagian dari iman. Justru dengan nasionalisme yang kuat, kita bisa menjaga keberagaman dan kedaulatan bangsa,” ujarnya disambut antusias oleh para peserta.

Majelis ini juga diwarnai dengan peringatan keras dari Wakil Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Endin AJ Soefihara. Dalam pengantarnya, ia menyoroti ancaman serius yang mengintai umat Islam saat ini, bukan dalam bentuk penjajahan fisik, melainkan penjajahan pemikiran khususnya penyebaran ilmu agama yang tidak memiliki mata rantai keilmuan (sanad) yang jelas.

“Ini lebih berbahaya daripada kolonialisme. Karena menggerogoti akidah dan pemahaman umat dari dalam. Kita harus kembali menegaskan pentingnya sanad dan otoritas keilmuan dalam menyampaikan agama,” tegas KH Endin.

Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh para pengurus Syuriyah, tokoh-tokoh muda Nahdliyin, dan para akademisi yang konsen pada pemikiran Islam kontemporer. Diskusi berlangsung dinamis, mencerminkan semangat NU untuk terus menjaga relevansi Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah tantangan zaman.

Majelis Mudzakarah ini diharapkan menjadi wadah strategis dalam menyelaraskan visi keislaman yang moderat dengan semangat kebangsaan, sekaligus memperkuat jaringan ulama dalam membentengi umat dari infiltrasi paham-paham yang menyesatkan.(Masdjo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *